Sponsor

Minggu, 02 November 2008

Khawatir Bisa Jadi Sumber Penyakit

Apakah Anda ingin membuat kesehatan gusi Anda memburuk? Begitu juga dengan jantung Anda, dan Anda jadi mudah terserang penyakit mulai dari demam biasa hingga kanker? Kalau memang begitu mulailah khawatir terhadap kesehatan Anda!

Itulah jawaban menurut karangan kajian dalam majalah Perhimpunan Sains Psikologi, Oberserver. Tulisan tersebut mengungkap hasil penelitian baru lintas disiplin ilmu psikologi, obat, ilmu syaraf dan genetika, bahwa mekanisme yang menambah kuat stress dengan cepat dapat dipahami.

Bukti yang bertambah banyak memperlihatkan kepekaan kita pada stress saat dewasa sudah "tertata" pada masa kecil, demikian isi artikel kajian tersebut.

Secara khusus, jumlah stress yang dialami pada masa kanak-kanak membuat peka satu organisme hingga tingkat tertentu kesengsaraan. Tingginya tingkat stress pada masa kanak-kanak mungkin menghasilkan kondisi yang sangat peka terhadap stress dalam kehidupan selanjutnya, serta depresi saat dewasa.

Kejadiannya seperti timbulnya kesusahan yang kronis, misalnya konflik besar, kehilangan barang, peristiwa itu mungkin menimbulkan kenangan mengenai kejadian serupa pada masa depan, dan tubuh mereka harus segera menyesuaikan diri.

Menurut penelitian tersebut, sebagian orang dan juga hewan, lebih rentan terhadap stress. Satu studi pada 2007 mendapati bahwa tikus yang cenderung menghadapi stress menghasilkan terlalu banyak protein tertentu, yang tampaknya membuat mereka bereaksi berlebihan.

Selain sakit jantung, gangguan stress pasca-trauma dan depresi, stress kronis telah berkaitan dengan berbagai penyakit seperti gangguan usus, sakit gusi, disfungsi ereksi, gangguan pertumbuhan dan bahkan kanker.

Satu studi menemukan bahwa orang yang mengalami banyak stress di tempat kerja lebih mungkin untuk terserang diabetes Jenis 2.

Penelitian baru-baru ini juga memperlihatkan bahwa hormon stress dapat mengakibatkan gangguan kulit seperti psoriasis dan eksim. Peningkat hormon stress secara kronis telah terbukti meningkatkan pertumbuhan sel-sel pra-kanker dan tumor. Hormon itu juga menurunkan daya tahan tubuh terhadap HIV dan virus penyebab kanker seperti virus papilloma (pendahulu kanker tengkuk pada perempuan).

0 komentar:

by TemplatesForYou-TFY
SoSuechtig, Burajiru
Distributed by Free Blogger Templates